RENUNGAN UNTUK SEMUA


¸.•••بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ•••.

CORETAN BUAT AKHI WA UKHTI....

•Ya Akhi....
"Jangan salah menaruh cinta...
kerana engkau akan menyesal selamanya...
titipkanlah cintamu pada wanita solehah..
yang menutup mahkotanya dengan sempurna dengan pakaian takwa..
kerana kelak dari rahimnya akan lahir cahaya mata..
yang kan menjadi penolong agama dan dakwah"..

Maka....
"Janganlah engkau salah menaruh cinta....
titipkanlah pada wanita solehah...
kerana ia adalah bidadari dunia..
anugerah terindah yang Allah berikan kepadamu"....

>>>Sabda baginda Rasulullah, " Seseorang wanita itu dikahwini kerana hartanya, kecantikannya, keturunannya dan agamanya. Tetapi sebaik-baiknya pilihlah yang bertanggungjawab terhadap agamanya. Kerana hal itu tentu akan menyenangkanmu." (Riwayat Bukhari, Muslim)

"Wanita hiasan dunia, Seindah hiasan adalah wanita solehah....

•.¸.••..❀❀.••.¸ ¸.••.¸.••..❀❀.••.¸

•Ya Ukhti...
"Jangan salah menaruh cinta...
kerana engkau akan merana selamanya...
titipkanlah cintamu pada lelaki yang soleh...
yang ada AGAMA di hati yang mampu menjadi iman dalam solatmu kelak...
kerana ia bakal menjadi bapa kepada anak-anakmu...

Maka.....

Janganlah engkau salah menaruh cinta...
titipkanlah pada lelaki yang soleh...
kerana di hati dia akan sentiasa berusaha sama-sama mencari jalan kesyurga bila bahtera di layar dan masjid di bina...

>>>Lelaki soleh dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
“Dan diantara ahli kitab ada sekelompok orang yang berlaku lurus. Mereka membaca ayat-ayat Allah di malam hari, sedang mereka bersujud (maksudnya, mengerjakan solat malam sambil membaca kitabullah). Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka mengajak pada kebaikan dan mencegah dari perbuatan mungkar, dan mereka bersegera mengerjakan kebaikan-kebaikan. Mereka itulah orang-orang yang soleh”.
(Ali Imran 133-134).

•.¸.••..❀❀.••.¸ ¸.••.¸.••..❀❀.••.¸

•Semoga kita semua menjadi insan yang soleh dan solehah serta mendapat pasangan yang soleh dan solehah....INSYAALLAH..

•HasbunAllah Wani' mal waqil Semoga Yang Hadir Itu Menguatkan Kasih kita Dengan Illahi iaitu Pemilik Seluruh Hati Ini...

..
(❤◕‿◕❤)Amin Amin Ya Rabbal Alamin(❤◕‿◕❤)...
Senyum (✿◠‿◠)....

Kata Mutiara Islam - Mutiara Hadits dari Para Imam


Berikut artikel Islam tentang kata mutiara dan hadits dari para imam, sebagai bahan bacaan dan melengkapi referensi artikel kata-kata mutiara di blog motivasi ini.

Mutiara Hadits Imam Ja‘far as

• “Waspadalah terhadap tiga orang: pengkhianat, pelaku zalim, dan pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu. Juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu.”

• “Tiga manusia adalah sumber kebaikan: manusia yang mengutamakan diam (tidak banyak bicara), manusia yang tidak melakukan ancaman, dan manusia yang banyak berzikir kepada Allah.”

• “Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu’.” Salah seorang bertanya kepada Imam, “Apakah tanda-tanda tawadhu’ itu?” Beliau menjawab, “Hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran.”

• Seorang laki-laki seringkali mendatangi Imam Ja‘far as, kemudian dia tidak pernah lagi datang. Tatkala Imam as menanyakan keadaannya, seseorang menjawab dengan nada sinis, “Dia seorang penggali sumur.” Imam as membalasnya, “Hakekat seorang lelaki ada pada akal budinya, kehormatannya ada pada agamanya, kemuliannya ada pada ketakwaannya, dan semua manusia sama-sama sebagai Bani Adam.”

• “Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit.”

• “Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan bila kau temukan mereka telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka.”

• “Tiga perkara dapat mengeruhkan kehidupan: penguasa zalim, tetangga yang buruk, dan perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan damai dunia ini tanpanya, yaitu keamanan, keadilan, dan kemakmuran.”


Kata-kata mutiara Imam Baqir a.s.

1. Jiwa yang agung

“Kuwasiatkan lima hal kepadamu: (1) jika engkau dizalimi, jangan berbuat zalim, (2) jika mereka mengkhianatimu, janganlah engkau berkhianat, (3) jika engkau dianggap pembohong, janganlah marah, (4) jika engkau dipuji, janganlah gembira, dan (5) jika engkau dicela, kontrollah dirimu”.

2.Akibat baik dan buruk

“Alangkah mungkin orang yang tamak kepada dunia akan mendapatkannya di dunia. Akan tetapi, ketika ia mendapatkan seluruhnya, dunia itu akan menjadi bala` baginya dan ia menjadi sengsara karenanya. Dan alangkah mungkin seorang membenci urusan akhirat. Akan tetapi, ia dapat menggapainya kemudian dan ia hidup bahagia karenanya”.

3. Keutamaan terbaik dan jihad terbaik

“Tiada keutamaan seperti jihad dan tiada jihad seperti menentang hawa nafsu”.

4. Ambillah nasihat yang baik

“Ambillah nasihat baik dari orang yang mengucapkannya meskipun ia tidak mengamalkannya”.

5. Indahnya kesabaran yang disertai dengan ilmu

“(Jika sesuatu digabung dengan yang lain), tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan ilmu”.

6. Kesempurnaan yang paling sempurna

“Kesempurnaan yang paling sempurna adalah tafakkuh (mendalami) agama, sabar menghadapi musibah dan ekonomis dalam mengeluarkan biaya hidup”.

7. Tiga kriteria agung

“Tiga hal adalah kemuliaan dunia dan akhirat: memaafkan orang yang menzalimimu, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, dan sabar ketika engkau diperlakukan sebagai orang bodoh”.

8. Kontinyu dalam berdoa

“Sesungguhnya Allah membenci seseorang yang meminta-minta kepada orang lain berkenaan dengan kebutuhannya, dan menyukai hal itu (jika ia meminta kepada)-Nya. Sesungguhnya Ia suka untuk diminta setiap yang dimiliki-Nya”.

9. Keutamaan orang alim atas ‘abid

“Seorang alim yang dapat dimanfaatkan ilmunya lebih utama dari tujuh puluh ribu ‘abid”.

10. Dua karakter orang alim

“Seorang hamba bisa dikatakan alim jika ia tidak iri kepada orang yang berada di atasnya dan tidak menghina orang yang berada di bawahnya”.

11. Tiga pahala

“Jika mulut seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya baik, maka rezekinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik kepada keluarganya, maka umurnya akan ditambah”.

12. Tinggalkanlah kemalasan

“Janganlah malas dan suka marah, karena keduanya adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang malas, ia tidak akan dapat melaksanakan hak (orang lain), dan barang siapa yang suka marah, maka ia tidak akan sabar mengemban kebenaran”.

13. Penyesalan di hari kiamat

“Orang yang paling menyesal di hari kiamat adalah orang yang berbicara keadilan dan ia sendiri tidak melaksanakannya”.

14. Buah silaturahmi

“Silaturahmi dapat membersihkan amalan, memperbanyak harta, menghindarkan bala`, mempermudah hisab (di hari kiamat) dan menunda ajal tiba”.

15. Berucap ramah dengan orang lain

“Ucapkanlah kepada orang lain kata-kata terbaik yang kalian senang jika mereka mengatakan itu kepadamu”.

16. Hadiah Ilahi

“Allah akan memberikan hadiah bala` kepada hamba-Nya yang mukmin sebagaimana orang yang bepergian akan selalu membawa hadiah bagi keluarganya, dan menjaganya dari (godaan) dunia sebagaimana seorang dokter menjaga orang yang sakit”.

17. Jujur dan melaksanakan amanat

“Bersikaplah wara’, berusahalah selalu, jujurlah, dan berikanlah amanat kepada orangnya, baik ia adalah orang baik maupun orang fasik. Seandainya pembunuh Ali bin Abi Thalib a.s. menitipkan amanat kepadaku, niscaya akan kuberikan kepadanya”.

18. Perbedaan antara ghibah dan tuduhan

“Ghibah adalah engkau membicarakan aib (yang dimiliki oleh saudaramu) yang Allah telah menutupnya (sehingga tidak diketahui oleh orang lain), dan menuduh adalah engkau membicarakan aib yang tidak dimiliki olehnya”.

19. Pencela dibenci Allah

“Allah membenci pencela yang tidak memiliki harga diri”.

20. Tanda-tanda rendah hati

“(Engkau dapat dikatakan rendah hati jika) engkau rela duduk di sebuah majelis yang lebih rendah dari kedudukanmu, mengucapkan salam kepada orang yang kau jumpai, dan menghindari debat meskipun engkau benar”.
Lailatul Qadr : Malam Misteri yang Dirindui Kedatangannya



Umat Islam di seluruh dunia akan memasuki fasa ketiga pelaksanaan ibadat puasa serta amal-amal ibadat sunat yang lain pada minggu hadapan, ini bermakna sedar atau tidak, Ramadan tetap akan meninggalkan kita buat tempoh setahun.

Apa yang perlu sama-sama kita ingatkan antara satu sama lain, ialah kenangan positif yang kita kecap sepanjang berada dalam bulan Ramadan, iaitu bulan yang dipenuhi dengan segala macam keberkatan, rahmat, keampunan Ilahi serta program-program yang dapat membebaskan diri daripada api neraka.

Itulah bulan yang banyak memberi kita peluang untuk mendapatkan rahmat Allah, keampunan-Nya dari segala kesalahan yang telah kita lakukan sebelum ini, memohon kepada-Nya agar diri kita, keluarga serta anak-anak bebas daripada siksaan api neraka.

Masa yang paling sesuai untuk kita lakukan kesemua itu adalah di tengah malam, di ketika ramai manusia sedang seronok tidur dan mungkin juga sebahagian mereka sedang menonton rancangan kesukaan mereka, kerana pada waktu itu suasana hening menyelubungi manusia, justeru waktu itu juga amat berkesan untuk menyatakan rasa hati kepada Maha Pencipta.

Apatah lagi pada malam akhir-akhir di bulan Ramadan, terdapat satu malam yang disebut oleh Allah SWT dengan jelas sebutan namanya yang mulia dalam satu surah yang pendek, malam yang diturunkan padanya kitab suci al-Quran sebagai petunjuk kepada manusia menuju jalan kebenaran dan keselamatan di dunia dan akhirat, iaitulah malam yang sangat dikenali dengan Lailatul Qadr - atau diterjemahkan sebagai malam takdir.

Dalam al-Quran, Allah SWT berfirman yang bermaksud:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!"

(Quran, Al-Qadr 97: 1-5)
Berdasarkan ayat di atas dapat dilihat bahawa malam al-Qadar disebut juga dengan malam yang penuh keberkatan. Sebab pada malam itu Allah mencucuri pelbagai rahmat, keampunan dan keberkatan kepada orang yang beramal dengan khusyuk dan berdoa dengan penuh keikhlasan.

Kepada mereka Allah memberikan ganjaran kebaikan yang sama nilainya dengan beramal seribu bulan. Firman Allah bermaksud:

"Malam al-Qadar itu itu lebih baik daripada seribu bulan"

(Surah al-Qadr, ayat 3).

Sebab-sebab Allah adakan Lailatul Qadr

Allah SWT Taala yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, amat menyayangi hamba-Nya yang taat beribadat kepada-Nya, ia tidak lain adalah untuk menganugerahkan kepadanya pahala-pahal yang banyak, supaya dengannya dia akan dapat masuk syurga.

Terdapat beberapa pandangan ulama yang menyebut bahawa, Allah SWT mempunyai sebab kenapa Dia mengadakan Lailatul Qadr buat umat Nabi Muhammad s.a.w antara lain;

Menurut Imam Malik, Rasulullah melihat bahawa umur umatnya tidak sepanjang umat sebelum mereka, baginda bermohon kepada Allah memberikan peluang di mana umatnya supaya dapat beramal dengan yang nilainya sama dengan amalan umat sebelum mereka.

Sementara Imam al-Qurtubi pula berpendapat, Rasulullah diperlihatkan kepadanya usia umat terdahulu, maka Baginda berasa usia umatnya terlalu pendek hingga tidak mungkin dapat mencapai amal seperti yang diraih oleh umat terdahulu yang usianya panjang. Purata usia umat Muhammad antara 60 hingga 70 tahun menurut maksud satu hadis Rasulullah. Sebab itu Allah menawarkan malam al-Qadar yang mempunyai nilai pahala seribu bulan kepada Rasulullah, para sahabat malah kepada seluruh umat baginda s.a.w.

Justeru, malam al-Qadar adalah satu kurniaan Ilahi yang dianugerahkan oleh Allah kepada Rasulullah dan umatnya sebagai tanda kasih sayang dan rahmat-Nya yang menyeluruh. Amal kebajikan seseorang hamba Allah pada malam itu adalah lebih baik daripada amal kebajikan selama seribu bulan atau menurut ulama sebagai 83 tahun empat bulan.

Dorongan Nabi supaya umatnya terus beribadat pada malam tersebut

Kerana keutamaan ini, Rasulullah menganjurkan umatnya agar mencari dan seterusnya mendapatkan malam al-Qadar yang penuh keberkatan itu. Dalam hal ini, Rasulullah perlu dijadikan ikutan yang menampilkan teladan terpuji dalam menghidupkan malam terakhir Ramadan.
Ini dilakukan dengan melaksanakan iktikaf, membangunkan keluarga agar lebih meningkatkan amalan ibadat pada malam hari dan tidak mendekati isterinya dengan tujuan memperbanyakkan amal ibadat di masjid seperti solat tahajud, Witir, solat Tarawih, membaca dan tadarus al-Quran serta berzikir kepada Allah dan amalan solih lain yang dianjurkanIslam.

Rasulullah sentiasa memanjatkan doa ke hadrat Ilahi. Antara yang sering Baginda baca ialah doa maksudnya: "Wahai Tuhan kami! Anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan juga kebajikan di akhirat serta peliharakanlah kami daripada seksaan api neraka yang pedih."

Doa yang dilafazkan itu bukan sekadar satu permohonan untuk memperoleh kebajikan dunia dan akhirat, malah untuk memantapkan langkah dan kesungguhan agar dapat meraih kebajikan yang dijanjikan Allah. Ini kerana doa itu sendiri membawa maksud satu permohonan yang penuh tulus dan pengharapan, di samping disusuli dengan usaha melipatgandakan amal ibadat yang mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, setiap Muslim dianjurkan bertaubat dan memohon ampun kepada Allah daripada sebarang kesalahan dan dosa selama ini. Setiap manusia tidak terlepas daripada kealpaan dan seterusnya melakukan kesalahan yang dilarang Allah. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda maksudnya:

Setiap anak Adam tidak akan terlepas daripada melakukan dosa dan sebaik-baik orang daripada kalangan yang berdosa itu ialah yang bertaubat kepada Allah.

(Hadis riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah)

Berdasarkan permohonan inilah maka Allah menurunkan Lailatul Qadar.

Hikmah dirahsiakan kehadirannya

Sesungguhnya ayat al-Quran yang menceritakan tentang masa berlaku Lailatul Qadr, tidak dijelaskan secara jelas, kerana ia bertujuan agar manusia tidak hanya tertumpu pada satu malam sahaja jika mereka tahu malam tersebut, justeru ia dirahsiakan agar mereka menghidupkan setiap malam terakhir Ramadan dengan amalan-amalan yang pernah dilakukan oleh baginda, para sahabat dan para solihin terdahulu.

Syeikh Muhammad Abduh berpendapat bahawa sebab malam itu diturunkan kepada umat Muhamad kerana Qadar itu bermakna ketentuan atau takdir. Pada malam itu Allah mula mentakdirkan agama-Nya dan memerintahkan nabi-Nya untuk menyeru manusia kepada agama yang melepaskan mereka daripada segala kehancuran dan kerosakan.

Pendapat Syeikh Muhammad Abduh ini berdasarkan kenyataan bahawa al-Quran pertama kali diturunkan pada malam al-Qadar. Turunnya al-Quran pada dasarnya adalah watikah pelantikan Muhammad sebagai nabi dan rasul yang bertanggungjawab menyampaikan risalah Islam. Begitu juga dalam mengubah corak hidup manusia daripada alam jahiliah kepada suasana Islam. Ertinya malam al-Qadar itu adalah malam disyariatkan Islam kepada umat Nabi Muhammad sebagai agama penyelamat untuk seluruh alam.

Ada ulama lain yang menyatakan bahawa penyebab dikatakan dengan malam al-Qadar kerana pada malam itu Allah menetapkan takdir setiap makhluk baik berupa rezeki, umur atau sakit atau sihatnya seseorang untuk jangka masa setahun, iaitu dari malam al-Qadar tahun ini hingga ke malam al-Qadar tahun depan.

Mengenai jatuhnya malam al-Qadar, ulama berbeza pendapat mengenainya. Imam Nawawi berkata bahawa sebahagian ulama menyatakan malam itu bergilir dari tahun ke tahun. Ertinya apabila pada tahun ini berlaku pada malam 29 Ramadan, maka tahun akan datang datang pada malam berbeza.

Hal sama dikatakan oleh Ibn Hazm bahawa Lailatul Qadar itu ada kalanya pada malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan.

Sementara menurut jumhur ulama, Lailatul Qadar berlaku pada malam yang sama pada setiap Ramadan iaitu pada malam 27 Ramadan. Ini berdasarkan hadis Rasulullah daripada Ubai bin Ka'ab yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan hadis dari Mu'awiyah yang diriwayatkan Abu Dawud. "Saya mendengar Rasulullah bersabda carilah Lailatul Qadar itu pada malam 27."

Sebahagian sahabat dan ulama mencuba menentukan Lailatul Qadar dengan cara lain, iaitu menggunakan rumusan tertentu.

Ibnu Abbas berkata bahawa surah al-Qadr itu terdiri daripada 30 kalimah. Kata salamum hiya (selamat sejahteralah malam itu) berada pada kalimah yang ke-27. Oleh itu Ibnu Abbas menyatakan bahawa malam al-Qadar berlaku pada malam ke-27.

Sementara sebahagian ulama menyatakan bahawa kalimat Lailatul Qadr terdiri daripada sembilan huruf. Dalam surah al-Qadr kata-kata Lailatul Qadr itu diulang-ulang sebanyak tiga kali. Maka sembilan darab tiga adalah 27. Maknanya Lailatul Qadar itu berlaku pada malam 27.

Sementara ulama lain seperti Ahmad Marzuk dan Ibnu Arabi berpendapat bahawa Lailatul Qadar itu berlaku pada malam Jumaat ganjil pada 10 malam terakhir Ramadan.

Namun dalil yang paling kuat mengenai Lailatul Qadar adalah hadis daripada Aishah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari."Carilah sedaya-upaya kamu Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam ganjil pada akhir Ramadan."

Perbezaan pendapat sahabat dan ulama ini sebenarnya adalah satu kenyataan bahawa tidak ada satu dalil jelas yang menunjukkan bila malam ini berlaku. Tetapi sahabat dan ulama bersepakat dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Aishah tadi bahawa malam itu berlaku pada sepuluh malam ganjil akhir Ramadan.

Menurut Prof Wahbah al-Zuhayli, sebab dirahsiakan Lailatul Qadar supaya umat Islam sentiasa berusaha beribadah pada setiap malam Ramadan tanpa menumpukan pada satu malam saja. Ini kerana setiap malam pada Ramadan memiliki hikmah dan rahsia tersendiri.

Tanda-tanda berlakunya Lailatul Qadr

Di antara tanda yang sempat terlihat pada masa Nabi s.a.w adalah bahwasanya ketika baginda bersujud di waktu Subuh di atas tanah yang dibasahi dengan air, ertinya bahawa pada malam itu turun hujan sehingga baginda sujud di atas tanah yang berair.
Lailatul Qadr adalah malam dibukanya seluruh pintu kebaikan, didekatkannya para kekasih Allah, didengarkannya permohonan dan dijawabnya segala doa, amal kebaikan pada malam itu ditulis dengan pahala sebesar besarnya, malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Maka hendaknya kita berusaha untuk mencarinya dengan bersungguh-sungguh.

Malam itu tenang dan hening, keadaannya tidak dingin dan tidak panas; siangnya pula memancarkan cahaya matahari yang warnanya pucat; pada malam itu juga malaikat Jibril akan menyelami orang yang beribadat pada malam itu dan secara tiba-tiba kita akan rasa sangat sayu dan kemudiannya menangis teresak-esak.

Ada pendapat yang berkata, bahawa orang yang menemui lailatul qadar akan melihat nur yang terang benderang di segenap tempat hingga keseluruhan ceruk yang gelap gelita.

Ada pula menyatakan bahawa kedengaran ucapan salam dan kata-kata yang lain daripada malaikat.

Ada juga yang melihat segala benda termasuk pohon-pohon kayu rebah sujud.

Ada yang berkata doa permohonannya makbul.

Fokus umat pada malam tersebut

Lailatul Qadr seperti yang dijelaskan di atas, adalah masa yang paling sesuai untuk mengajukan segala permohonan kepada Allah SWT, apa yang perlu dilakukan pada malam tersebut ialah dengan perkara-perkara berikut:

Menghayati malam tersebut dengan ibadah.

Beriman dengan yakin bahawa malam lailatul qadar itu adalah benar dan dituntut menghayatinya dengan amal ibadah.

Amal ibadah itu dikerjakan kerana Allah semata-mata dengan mengharapkan rahmat dan keredhaanNya.

Kesimpulan, persoalan bila sebenarnya berlakunya Lailatul Qadr, hanya Allah SWT sahaja yang tahu.

Apa yang telah dinyatakan kepada kita melalui hadis-hadis Nabi s.a.w ialah tanda-tanda dan juga malam-malam yang kemungkinan berlakunya Malam al-Qadr.

Berdasarkan hadis Nabi s.a.w menghidupkan 10 malam terakhir dengan beriktikaf, ramai di kalangan ulama' cenderung mengatakan bahawa malam tersebut kemungkinan besar akan berlakunya Malam al-Qadr.

Mengenai cerita pelik yang berlaku, usahlah dijadikan pegangan, oleh kerana para sahabat juga mencari Malam Al-Qadr dengan berdasarkan tanda-tanda yang telah Nabi saw ceritakan kepada mereka. Malah, tidak terdapat sebarang periwayatan mengenai apa yang telah dilihat oleh para sahabat. Maka tidak melihat, tidak bermakna tidak mendapat ganjaran Malam al-Qadr!

Fikir masalah umat ketika sedang beritikaf adalah ibadat

Bukan sahaja melakukan ibadat qiyamullail itu dikira sebagai satu amal ibadat yang baik di sisi Allah SWT, malah memikirkan sesuatu khususnya mengenai masalah yang melanda umat Islam hari ini juga dikira sebagai ibadat yang besar, apatah lagi ketika menjalani proses beri’tikaf dalam masjid pada malam-malam terakhir Ramadan.

Lebih-lebih lagi masalah umat secara global, sama ada keruntuhan moral, perilaku, akhlak di kalangan remaja lelaki mahupun perempuan, masalah krisis keyakinan terhadap Islam di kalangan mereka yang mempunyai profil tinggi dan lain-lain, kesemua itu dapat ditangani jika masing-masing memainkan peranan sebagai hamba Allah yang mempunyai jati diri sebagai orang yang bertakwa seperti yang dituntut dalam ayat mengenai matlamat pelaksanaan ibadat puasa.

Fadilat Lailatul Qadr

Mungkin terdapat sesetengah orang menyangka bahawa mendirikan Qiyamullail pada disepertiga (1/3) malam iaitu dengan hanya bersolat Tarawih (Qiyam Ramadan) berjemaah pada awal malam, iaitu selepas Solat Ba'diyah Isya'. Apakah orang seperti ini mendapat ganjaran atau pahala seperti mereka yang bersolat di malam Al-Qadr (sekiranya berlaku Lailatul Qadr pada malam tersebut)?

Berkata Muhaddis terkenal, Sheikh Nasyirudin Al-Albani (didalam buku Risalah Qiyam Ramadan) :

"Sebaik-baik malam ialah Malam Al-Qadr, kerana baginda s.a.w bersabda :'Barangsiapa yang berqiyam pada Malam Al-Qadr (berjaya mendapatkannya) dengan keimanan dan pengharapan, telah diampunkan dosa-dosa yang telah lalu'

[Hadith riwayat kedua Sheikh dari hadith Abu Hurairah, Ahmad 5/318].

Sementara Sheikh Dr Yusuf Al-Qaradhawi menceritakan mengenai syarat beramal pada malam Al-Qadr, katanya :"Membawa kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang Islam pada malam tersebut ialah : bersolat Isya' berjemaah, Solat subuh berjemaah dan pada malamnya mendirikan qiyamullail.

Di dalam Sahih diriwayatkan bahawa Nabi bersabda :

"Barangsiapa yang bersolat Isya' berjemaah, seolah-olah ia berqiam di separuh malam, dan barangsiapa yang bersolat subuh berjemaah, seolah-olah ia bersolat disepanjang malam tersebut.

(Riwayat Ahmad, Muslim dan lafaznya, dari hadis Osman, Sahih Jami' Saghir - 6341).

Dan tujuannya ialah : Barangsiapa yang bersolat Subuh dengan tambahan-tambahan di dalam waktu Isya', adalah sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Hadis Abu Daud dan Tirmizi :

"Barangsiapa yang solat Isya' berjemaah bagaikan berqiyam separuh malam,dan barangsiapa bersolat Isya' dan Fajar bagaikan ia berqiyam sepenuh malam

(sumber yang sama - 6342)."

Semoga tahun ini kita mendapat rezeki untuk bertemu dengan Lailatul Qadr, iaitu satu malam yang penuh dengan misteri, supaya pahala amalan kita dilipat gandakan oleh Allah dan dikira sebagai amal-amal yang soleh, InsyaAllah.



Assalamualaikum wbt......setelah sekian lame tidak update blog ni hari ni br berkesempatan nk update dek kesibukan untuk mengajar muqarro quran dan exam......sama2 lah kte mngambil serba sedikit ilmu atau perkongsian yang ana kongsikan kat atas ni walaupun ia hanya copy n paste......huhu

Dikesempatan ini juga ana ingin mengucapkan selamat menempuh bulan ramadhan al-mubarak dan selamat menyambut hari raya aidilfitri.......kepada sahabat haidai segala silap dan salah harap dimaafkan dan dibulan yang mulia ini marilah kte same2 memperbykkn ibadat moge2 ramadhan kali ini menjadi medan untuk kte berubah kepada lebih baik......

Milikilah Sifat Malu

Zaman mutaakhir telah menampakkan kita akan banyak kepincangan perilaku, merosotnya akhlaq dan tersebarnya kemaksiatan. Sebahagian manusia telah hilang rasa malunya kepada orang lain. Disebabkan hilangnya perasaan malu, pelbagai tingkah laku tidak senonoh telah ditonjolkan ke tengah-tengah masyarakat.

Malu adalah sebahagian daripada iman. Sifat malu sangat penting untuk dimiliki oleh setiap muslim. Malah Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam sendiri merupakan insan yang sangat pemalu. Diriwayatkan oleh Bukhari bahawa Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam lebih malu sifatnya dari seorang gadis yang di dalam pingitannya.

Pentingnya memiliki sifat malu. Kerana dengan perasaan malu yang terdapat pada diri, seseorang muslim akan mencegah dirinya dari membuat perkara yang dilarang. Dia akan malu untuk melakukan perkara tidak senonoh dan bermaksiat. Dia akan malu untuk pergi ke tempat yang tidak sepatutnya. Dia akan malu untuk cuba-cuba sesuatu yang mungkar. Dia akan malu menzahirkan perilaku buruknya. Kerana malu telah menjadi perisai dirinya.

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri rodhiyallohu ‘anhu Dia berkata: Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

“Sesungguhnya sebahagian ajaran yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu.”
(HR Bukhari)

Ajaran para nabi sejak dulu hingga nabi terakhir, Nabi Muhammad sallAllahu ‘alaihi wasallam ada sebahagiannya telah luput. Namun, malu adalah antara ajaran yang tidak luput hingga sekarang. Ini menunjukkan bahawa malu mempunyai nilai yang tinggi di dalam agama.

“Bila kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu” bukanlah kata-kata galakan untuk manusia berbuat sesuka hati. Tetapi ia bermaksud ancaman buat manusia yang tidak mempunyai perasaan malu untuk berbuat kerosakan dan kemaksiatan. Maksud ayat tersebut juga adalah ingin memberitahu bahawa malu adalah perisai kepada diri seseorang. Tanpa malu, seseorang akan terdedah untuk melakukan kemaksiatan.

Pernah diriwayatkan bahawa terdapat seorang Ansar yang memberikan nasihat kepada sahabatnya tentang malu. Beliau menyalahkan sahabatnya yang selalu malu dalam banyak hal. Kebetulan ketika itu Rasulullah sallAllahu ‘alaihi wasallam sedang lalu dan terdengar perbualan mereka berdua. Baginda sallAllahu ‘alaihi wasallam telah memberi pesan kepada orang yang memberi pesan kepada sahabatnya, dengan berkata: “Biarkanlah dia, kerana malu itu sebahagian daripada iman.”

Malah Nabi sallAllahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang malu yang mafhumnya:

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Dan malu adalah salah satu cabang iman.”
(Shahih Muslim No.50)

Hadis riwayat Imran bin Husaini ra., ia berkata: Nabi saw. pernah bersabda: “Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan.”
(Shahih Muslim No.53)

    Mini Info


    1.Dirikanlah solat apabila saudara mendengar azan walau dalam apa keadaan sekalipun.

    2.Bacalah alQur'an atau bacalah buku-buku atau dengarlah perkataan yang baik-baik atau berzikirlah kepada Allah dan janganlah membuang masa walau sedikit pun dalam perkara yang tiada faedah.

    3.Berusaha dan bersungguh-sunggulah saudara untuk bertutur Bahasa Arab yang betul (fus_hah) kerana sesungguhnya itu adalah antara syi'ar- syi'ar Islam.

    4.Janganlah banyak bertengkar dalam apa-apa perkara sekalipun kerana pertengkaran tidak memberi sebarang kebaikan.

    5.Janganlah banyak ketawa

    Search Al Quran

    Search:

    Laman Link

    Followers